PEKANBARU – Kualitas udara di Provinsi Riau kembali memasuki fase mengkhawatirkan. Sejak Sabtu (19/7/2025), Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kota Pekanbaru tercatat berada dalam kategori tidak sehat, menyusul makin meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah tersebut.
Situasi ini mendapat sorotan tajam dari Wakil Ketua DPRD Riau, Budiman Lubis, yang menuntut pemerintah provinsi dan Satgas Karhutla untuk tidak menunda penanganan. Menurutnya, penanggulangan karhutla harus diprioritaskan sebelum dampaknya semakin menyentuh seluruh sektor kehidupan.
“Harus ada langkah sesegera mungkin dari pemerintah dan Satgas Karhutla. Jangan sampai kondisi kebakaran makin parah dan menimbulkan gangguan aktivitas masyarakat,” tegas Budiman saat diwawancarai wartawan, Minggu (20/7/2025).
Ia juga mendorong keterlibatan aktif pemerintah kabupaten dan kota dalam mengantisipasi penyebaran karhutla. Menurutnya, penanganan tidak bisa sepenuhnya dibebankan pada pemerintah provinsi.
“Jangan sampai anak-anak diliburkan dari sekolah, aktivitas bandara lumpuh, dan kegiatan ekonomi terganggu seperti yang pernah terjadi sebelumnya,” lanjut politisi Partai Gerindra itu, mengingatkan pengalaman buruk kabut asap yang sempat melumpuhkan berbagai sektor pada tahun-tahun sebelumnya.
Budiman juga menyinggung capaian pengendalian karhutla di masa lalu sebagai bukti bahwa mitigasi sebenarnya bisa dilakukan secara efektif jika seluruh unsur bekerja sinergis.
“Dulu bisa dikendalikan, kenapa sekarang tidak? Antisipasi yang sudah terbukti efektif harus kembali dijalankan dengan konsisten,” ucapnya.
Ia meminta Satgas Karhutla mempercepat upaya pencegahan, mulai dari patroli darat dan udara hingga memperkuat sistem deteksi dini di wilayah-wilayah rawan kebakaran. Ia juga menyoroti peran sektor swasta, khususnya perusahaan pemilik konsesi lahan, agar tidak cuci tangan dalam menjaga wilayah konsesinya masing-masing.
“Saya mengajak semua elemen, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat untuk bersama-sama mencegah bencana kabut asap makin memburuk. Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga kesehatan dan masa depan anak-anak kita,” pungkasnya. (woke7)