Kabut Asap Kian Pekat, Warga Pekanbaru Mulai Mengeluh Sesak Napas dan Mata Perih

Oleh Ferdi Putra - Reporter
2 Menit Membaca
KABUT ASAP - Penurunan kualitas udara terjadi di Pekanbaru menyusul kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang marak di Riau.Foto: Ist

PEKANBARU – Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai terasa di Kota Pekanbaru. Warga ibu kota Provinsi Riau ini mengeluhkan kabut asap yang makin tebal, disertai bau menyengat yang mengganggu pernapasan dan memicu iritasi mata.

Amel, warga kawasan Panam, mengungkapkan keluhannya saat melintas di Jalan Soekarno Hatta pada Sabtu (19/7/2025). Ia mengaku asap sudah terasa jelas sejak pagi.

“Memang masih sedikit, tapi gara-gara asap ini mata pedih dan bikin nafas juga sesak,” kata Amel.

Ia pun mengingatkan warga lainnya untuk menjaga diri.

“Sebaiknya gunakan pakai masker. Karena asap ini berbahaya bagi kesehatan,” tambahnya.

Laporan serupa juga diterima dari sejumlah titik lain di Pekanbaru. Karhutla yang terjadi di wilayah-wilayah sekitar turut menyumbang peningkatan konsentrasi partikel berbahaya di udara kota.

Kondisi ini diperparah dengan cuaca kering ekstrem yang melanda Riau dalam beberapa hari terakhir. Berdasarkan pantauan BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, tren penurunan curah hujan cukup tajam.

Curah hujan di Riau berkurang drastis sejak empat hari yang lalu. Ini menyebabkan tanah dan hutan menjadi sangat kering dan rentan terbakar,” kata seorang forecaster BMKG, Sabtu (19/7/2025).

Ia menambahkan, meskipun ada potensi hujan ringan di wilayah pesisir pada malam atau dini hari, secara umum kondisi kering masih akan mendominasi.

Dengan tren cuaca seperti itu, risiko karhutla diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan. BMKG pun mewanti-wanti agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar, mengingat potensi penyebaran api yang cepat di lahan kering. (woke8)

Bagikan Berita Ini
Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar