TELUKKUANTAN — Panitia penyelenggara Pacu Jalur Tradisional 2025 di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, tengah berpacu dengan waktu untuk memastikan arena pacu di Tepian Narosa siap digunakan. Debit Sungai Kuantan yang terus menyusut akibat cuaca panas dan minimnya curah hujan dalam dua pekan terakhir menjadi tantangan utama menjelang ajang tahunan tersebut.
Kondisi sungai yang semakin dangkal memaksa panitia memulai proses pengerukan lintasan pacu sejak Minggu (13/7/2025). Ketua Panitia Pacu Jalur 2025, Werry Ramadhan Putra, mengonfirmasi bahwa pengerjaan dimulai dari titik finis menuju titik start.
“Hari ini pengerukan sudah dimulai, dari titik finish ke titik start,” ujar Werry saat dikonfirmasi.
Untuk mempercepat proses, panitia mengerahkan dua unit alat berat. Satu ekskavator sudah mulai bekerja di tepi sungai, sementara satu unit tambahan dari Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dijadwalkan tiba dalam satu hingga dua hari ke depan.
Meski demikian, tantangan teknis muncul karena sejumlah titik di tengah sungai tidak dapat dijangkau oleh ekskavator konvensional. Untuk itu, panitia telah menyampaikan permintaan bantuan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) agar dapat meminjam alat berat jenis amphibi.
“Tanpa amphibi, kami tidak bisa menjangkau area tengah sungai yang juga mengalami pendangkalan,” jelas Werry.
Ketua Seksi Gelanggang Pacu Jalur 2025, Emmerson, menjelaskan bahwa pengerukan jalur diperkirakan akan memakan waktu sekitar 20 hari. Amphibi menjadi krusial untuk menjangkau area-area dalam yang terisolasi dan tidak mungkin dicapai oleh alat biasa tanpa risiko merusak badan sungai.
“Kami harap dukungan dari Pemprov bisa segera terealisasi agar pengerjaan tidak terlambat. Waktu kita cukup terbatas,” kata Emmerson.
Ajang Pacu Jalur sendiri dijadwalkan berlangsung pada 20–24 Agustus 2025 di Tepian Narosa, Telukkuantan. Sebagai agenda budaya tahunan terbesar di Riau, perhelatan ini menarik ribuan wisatawan lokal maupun luar daerah setiap tahunnya. Namun kondisi sungai yang tidak ideal dapat mengancam kelancaran lomba perahu tradisional yang telah menjadi ikon budaya masyarakat Kuansing itu.
Di sisi lain, panitia juga mulai menerima laporan terkait pihak-pihak yang mengaku sebagai agen perjalanan resmi untuk Pacu Jalur 2025. Werry menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kemitraan dengan agen travel mana pun terkait penyediaan paket wisata.
“Sampai saat ini belum ada kerja sama dengan agen travel mana pun terkait paket wisata pacu jalur,” tegas Werry.
Panitia mengimbau masyarakat dan wisatawan agar berhati-hati dan hanya mengakses informasi dari saluran resmi penyelenggara. Werry menyatakan pihaknya akan segera mengumumkan secara terbuka apabila ada kerja sama resmi dengan penyedia jasa perjalanan di kemudian hari.
Dengan waktu yang semakin mendesak, panitia berharap seluruh elemen pemerintah, termasuk provinsi dan kabupaten, dapat memberikan dukungan penuh terhadap kelancaran teknis pelaksanaan Pacu Jalur 2025. Selain menjadi ajang budaya, kegiatan ini juga berdampak signifikan terhadap perputaran ekonomi masyarakat lokal selama masa perhelatan berlangsung. (woke14)