SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal Pacu Jalur: Dari Sejarah hingga Perkembangan Terkini

Semua hal yang perlu kamu tahu tentang festival ini

M. Faheem Eshaq - Senior Editor Wartaoke.net
Oleh M. Faheem Eshaq - Senior Editor
25 Menit Membaca
PACU JALUR 2025 - Semua hal yang perlu kamu ketahui tentang budaya kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi, Riau ini.

Festival Pacu Jalur telah menjadi magnet pariwisata budaya di Kabupaten Kuantan Singingi. Pada Festival Pacu Jalur 2023, Dinas Budaya dan Pariwisata mencatat lebih dari 1,7 juta orang hadir menyaksikan lomba sepanjang lima hari, dengan puncak kunjungan mencapai 380 ribu orang per hari. Tren viral seperti gerakan togak luan di media sosial semakin mendorong minat wisata dan kunjungan dari luar negeri.

Kepala Dinas Pariwisata Riau mencatat, hotel – hotel penuh, UMKM ramai, dan layanan transportasi lokal menjadi hidup selama festival, membuka ruang untuk sektor jasa ikut merasakan dampaknya.

“Kami melihat adanya peningkatan minat dari biro perjalanan dan wisatawan untuk memasukkan Pacu Jalur dalam agenda kunjungan mereka,” kata Roni Rakhmat, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, beberapa hari lalu.

Perputaran Ekonomi Capai Puluhan Miliar

image 13
Masyarakat Kuansing menjajakan dagangannya di lokasi Festival Pacu Jalur.

Event ini memberi kontribusi besar terhadap perekonomian lokal. Data pada festival 2023 mencatat total perputaran uang mencapai Rp91 miliar selama lima hari. Pendapatan berasal dari sektor akomodasi, UMKM, dan konsumsi pengunjung.

Rinciannya, omzet pelaku UMKM lokal sekitar Rp2 juta per hari per pedagang (750 orang), UMKM luar Kuansing Rp4 juta per hari (450 pedagang), dan pedagang lain Rp2,5 juta per hari (2.323 orang). Sementara itu, dari sektor hotel dan wisma diperoleh sekitar Rp1,02 miliar, dari homestay Rp337,5 juta, serta dari restoran dan warung kopi Rp3,58 miliar.

UMKM dan Pemberdayaan Lokal

Pelaku usaha mikro mendapat manfaat besar dari Pacu Jalur. Serta segmen usaha seperti kerajinan tangan, kuliner khas daerah, dan souvenir lokal juga mengalami lonjakan penjualan. Seorang tokoh UMKM di Kuansing berbagi bahwa setiap musim pacu jalur, produk lokal seperti batik jalur dan makanan khas langsung laris manis. Festival ini tak hanya memperkuat ekonomi kreatif wilayah, tetapi juga memicu regenerasi pelaku usaha melalui partisipasi generasi muda.

Stimulus Perekonomian Sektor Pariwisata

image 14 edited
Hotel Latifa, salah satu hotel di Taluk Kuantan. Hotel ini dan berbagai penginapan lainnya biasanya mengalami lonjakan hunian selama Festival Pacu Jalur.

Festival Pacu Jalur memberi efek domino pada sektor penginapan. Pada tahun 2025, jumlah hotel dan homestay di Kuansing yang tersedia terbatas membuat akomodasi cepat penuh selama lima hari event. Diperkirakan, kunjungan meningkat hingga 30 persen dibanding tahun sebelumnya. Ini turut meningkatkan okupansi hotel menjadi penuh H-7 hingga H+.

Konsumsi wisatawan tidak hanya terbatas pada akomodasi, tetapi juga makanan, transportasi, dan hiburan lokal. Semua sektor jasa mengalami peningkatan pendapatan signifikan.

Proyeksi Dampak Ekonomi 2025

Panitia Festival Pacu Jalur 2025 memperkirakan perputaran uang bisa mencapai Rp75 miliar. Estimasi ini didasarkan pada pengunjung tahun sebelumnya sekitar 1,5 juta orang dengan rata‑rata pengeluaran per orang Rp50.000 per hari selama acara berlangsung selama lima hari.

“Hotel penuh selama lima hari. Ini momentum besar bagi pergerakan ekonomi masyarakat,” ujarnya Werry Ramadhana, Ketua Umum Pacu Jalur 2025.

Anggaran penyelenggaraan tahun ini diperkirakan mencapai Rp4 miliar: Rp1,5 miliar berasal dari APBD Kuansing, sisanya dari sponsor dan dukungan Pemprov Riau. Panitia tengah menjajaki kerja sama dengan sponsor untuk menyediakan fasilitas tambahan seperti arena hiburan malam dan kios bagi UMKM agar penonton tetap nyaman sepanjang acara.

Penguatan Promosi Budaya Digital

image 15
Aura Farming jadi trend sosial media global.

Fenomena viral aura farming—gerakan sederhana di ujung jalur yang memikat perhatian dunia maya—menjadi alat promosi efektif. Klik, like, dan repost atas aksi togak luan telah menjadikan Pacu Jalur sebagai simbol budaya Indonesia yang mendunia. Hal ini memicu minat wisatawan internasional, bahkan biro perjalanan mulai menempatkan kuansing dalam agenda budaya mereka.

Pemerintah daerah memanfaatkan momentum ini untuk memperluas jangkauan digital dengan memperkuat promosi melalui media sosial, kanal wisata resmi, hingga penciptaan konten kreatif berbasis budaya lokal.

“Tentu ini merupakan kebanggaan luar biasa bagi kami, bagi Riau, dan khususnya Kuansing. Dengan adanya viralitas ‘aura farming’ ini, perhatian dunia semakin tertuju pada festival Pacu Jalur. Ini membuktikan bahwa budaya lokal kita memiliki daya tarik universal dan bisa dikenal secara global,” kata Roni Rakhmat, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau di Pekanbaru, Jumat (4/7/2025) lalu.

Budaya Populer & Perkembangan Terkini Pacu Jalur

Bagikan Berita Ini