SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru Dimulai, Demo Tolak Relokasi TNTN di Pekanbaru Langsung Ricuh, Botol Melayang

Aksi nyaris tak terkendali, polisi siaga penuh

Oleh Ferdi Putra - Reporter
3 Menit Membaca
RICUH - Demo penolakan relokasi TNTN oleh ribuan massa masyarakat Pelalawan di depan Kantor Gubernur Riau nyaris ricuh, setelah seorang peserta unjuk rasa melempar botol air minum ke petugas, Senin (21/7/2025) pagi.

PEKANBARU – Aksi unjuk rasa ribuan massa dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) di depan Kantor Gubernur Riau, Senin pagi (21/7/2025), langsung memanas. Baru saja dimulai, ketegangan pecah. Suara orasi belum genap menggema, botol-botol air mineral beterbangan ke arah aparat yang berjaga di gerbang utama.

Sejak pagi, Jalan Cut Nyak Dien dan sekitarnya berubah jadi lautan manusia. Ribuan peserta aksi, banyak dari mereka datang dari pelosok kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), berbaris sambil membawa spanduk besar dan karton bertuliskan penolakan relokasi.

Truk bak terbuka, bus, dan mobil pikap berjejer menutupi sebagian badan jalan. Mereka mengangkut massa yang datang dari berbagai desa di Kecamatan Ukui dan Pangkalan Kuras, Pelalawan.

Situasi mulai memanas saat barisan massa mendekat ke pagar berduri yang dipasang di depan Kantor Gubernur. Terprovokasi, sebagian peserta melemparkan botol ke arah barikade polisi.

“Koordinator aksi tolong hentikan. Jangan sampai kami ambil tindakan tegas,” teriak salah satu petugas dari mobil komando.

Ketegangan akhirnya diredam setelah koordinator aksi turun tangan menenangkan peserta. Aksi pun kembali terkendali, meski suasana tetap tegang. Sejumlah kendaraan taktis seperti water cannon, ambulans, dan petugas berseragam lengkap tampak disiagakan di titik-titik strategis.

Massa Tuntut Kepastian Nasib Warga di TNTN

Ini bukan pertama kalinya AMMP turun ke jalan. Aksi hari ini adalah lanjutan dari protes serupa yang digelar sebulan lalu, tepatnya Rabu (18/6/2025). Saat itu, massa juga berkumpul di depan Kantor Gubernur Riau untuk menyuarakan penolakan relokasi dari kawasan TNTN.

Mereka menuntut agar pemerintah tidak mengabaikan nasib ribuan warga yang sudah bertahun-tahun bermukim dan membangun kehidupan di dalam kawasan hutan tersebut. Salah satu orator, seorang guru honorer dari desa di sekitar TNTN, menegaskan bahwa relokasi akan memutus akses pendidikan anak-anak yang tinggal di sana.

“Kami tinggal di sana bukan untuk merusak hutan, tapi untuk hidup. Jangan paksa kami pergi tanpa solusi,” ucapnya lantang.

Sebelumnya, perwakilan massa pernah ditemui langsung oleh Gubernur Riau Abdul Wahid, Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, dan Bupati Pelalawan Zukri Misran. Namun, karena belum ada kejelasan sikap pemerintah terkait relokasi, mereka kembali menagih janji.

Hingga berita ini diturunkan, aksi masih berlangsung dengan pengawalan ketat. Jalan Jenderal Sudirman ditutup total, dan pengendara diminta menggunakan jalur alternatif. Massa menyatakan akan bertahan hingga pemerintah memberi jawaban konkret soal nasib warga TNTN. (woke1)

TOPIK
Bagikan Berita Ini
Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar