PEKANBARU – Ribuan massa dari Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Pelalawan (AMMP) menyampaikan lima tuntutan utama terkait rencana relokasi warga dari kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Senin pagi (21/7/2025). Tuntutan ini dilayangkan menjelang aksi damai besar-besaran di Kantor Gubernur Riau, yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari.
Kelima poin ini mencerminkan keresahan warga yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan pusat yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat lokal.
5 tuntutan utama AMMP:
1. Menolak Relokasi, Warga Ingin Tetap di Kampung Halaman
AMMP menyatakan bahwa warga yang tinggal di kawasan terdampak TNTN tidak bersedia direlokasi. Mereka menilai tanah itu bukan sekadar tempat tinggal, tetapi bagian dari kehidupan dan identitas mereka.
“Kami akan tetap bertahan di tanah kami,” tegas AMMP dalam pernyataan tertulis.
2. Minta Difasilitasi Bertemu Presiden dan DPR
Mereka mendesak Gubernur Riau, Kapolda, Bupati Pelalawan, hingga Kapolres agar memfasilitasi pertemuan langsung dengan Presiden RI dan DPR. Tujuannya, menyuarakan langsung keresahan dan harapan masyarakat terdampak.
3. Pemerintah Daerah Diminta Berpihak ke Rakyat
AMMP menuntut agar pemerintah daerah tidak sekadar menjalankan perintah pusat, tapi tampil sebagai pelindung warga. Mereka berharap pemda dan aparat turut memperjuangkan hak masyarakat yang terancam tergusur.
4. Satgas Penertiban Harus Hentikan Aktivitas di Permukiman
Kehadiran Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di wilayah pemukiman dianggap intimidatif. AMMP mendesak agar satgas segera menghentikan operasinya dan meninggalkan kawasan tempat warga bermukim.
5. Pemerintah Diminta Berikan Kepastian Masa Depan
Tuntutan terakhir menyasar pada kepastian hidup: kh akses pendidikan, keberlangsungan ekonomi, dan jaminan sosial warga. Tanpa kepastian itu, relokasi dianggap tidak manusiawi.
Koordinator Umum AMMP, Wandri Saputra Simbolon, menyatakan bahwa tuntutan ini adalah suara kolektif masyarakat yang selama ini merasa tak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
“Kami tidak menolak pelestarian hutan, tapi jangan abaikan keberadaan warga yang telah lama hidup di sana. Kami ingin keadilan,” kata Wandri kepada wartawan.
Sebelumnya, AMMP telah menyampaikan pemberitahuan resmi kepada kepolisian tentang rencana aksi unjuk rasa ini. Ribuan orang dari berbagai titik di Pelalawan bergerak menuju Pekanbaru sejak Minggu malam, membawa tenda, logistik, dan semangat perjuangan.
Aksi ini bukan sekadar penolakan relokasi, melainkan desakan agar negara hadir untuk rakyat yang terdampak kebijakan. AMMP memastikan unjuk rasa berjalan damai, tapi berprinsip warga Tesso Nilo menolak dipindahkan begitu saja. (woke1)