SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kuansing Geger! Mayat Pria Mengapung di Tepian Narosa

Polisi Selidiki Penyebab Kematian

M. Faheem Eshaq - Senior Editor Wartaoke.net
Oleh M. Faheem Eshaq - Senior Editor
2 Menit Membaca
BPBD Kuansing evakuasi mayat pria yang mengapung di Tepian Narosa Sungai Kuantan, Minggu (13 Juli 2025) siang.BPDB Kuansing

KUANSING – Minggu (13/7/2025) siang, suasana tenang di Teluk Kuantan mendadak gempar. Sekitar pukul 13.00 WIB, warga menemukan sesosok mayat pria mengapung di tepian Sungai Narosa, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Korban ditemukan dalam posisi tengkurap, mengenakan kaos hijau dan celana training panjang berwarna hitam. Beberapa warga langsung mengenali jasad tersebut sebagai Ijun (25), warga Kelurahan Simpang Tiga, Kuantan Tengah.

Korban Baru Pulang dari RSJ Tampan

Kepala Pelaksana BPBD Kuansing, Yulizar, membenarkan laporan penemuan mayat tersebut. Ia menyebutkan, timnya langsung turun ke lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat.

“Kami langsung menuju lokasi begitu mendapat laporan masyarakat,” ujar Yulizar.

Menurut keterangan pihak keluarga dan warga sekitar, korban diketahui mengidap gangguan kejiwaan dan sebelumnya menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru, selama satu tahun. Ijun baru empat hari pulang ke Kuansing sebelum ditemukan meninggal dunia.

“Korban telah kami bawa ke RSUD Teluk Kuantan, kami juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait temuan mayat tersebut,” tambah Yulizar.

Polisi Lakukan Pemeriksaan dan Identifikasi

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kematian korban. Kasat Reskrim Polres Kuansing, AKP Shilton, menyampaikan bahwa identifikasi tengah berlangsung.

“Kita masih melakukan identifikasi dan pemeriksaan terhadap korban untuk memastikan penyebab kematian,” ujarnya.

Hingga kini, belum ada indikasi dugaan kekerasan atau unsur pidana yang disebutkan secara resmi.

Penemuan jasad Ijun menambah catatan penting soal kerentanan individu dengan gangguan kejiwaan dalam lingkungan sosial. Masyarakat berharap proses identifikasi dapat segera menjawab pertanyaan yang mengemuka soal penyebab kematian korban. (woke3)

Bagikan Berita Ini