Korban Baru Diangkat PPPK, Tinggalkan Istri dan Anak Balita
Heri Aprianus Saragih lahir pada 15 April 1994 dan beralamat di Dusun III Kasikan RT 012 RW 002, Desa Kasikan, Kecamatan Tapung Hulu, Kampar. Ia adalah guru kelas di SD Negeri 021 Senama Nenek.
Sebelum diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) melalui SK Bupati Kampar tanggal 28 Maret 2024, Heri telah mengabdi sebagai tenaga honorer selama beberapa tahun. Ia merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Korban meninggalkan seorang istri, Rasmi Siburian, dan seorang putra bernama Boy Yunus Saragih yang masih berusia satu tahun. Saat peristiwa tragis itu terjadi, sang istri sedang berada di luar kota.
Dalam unggahan video di Facebook Monica Yuni Tresia, suasana rumah duka terlihat hening. Istri korban belum tampak di lokasi karena sedang dalam perjalanan pulang dari kampung halamannya di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara.
Pelarian dan Penangkapan Tersangka
Setelah membunuh, Doni sempat melarikan diri bersama istri dan anaknya ke Desa Pematang Cermai, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Pelarian Doni berakhir pada Minggu, 15 Desember 2024. Ia ditangkap di Jalan Gerbang Tol Tebing Tinggi oleh tim kepolisian. Penangkapan tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Anom, Jumat (20/12/2024).
“Tersangka DS ditangkap setelah tiga pekan kabur ke Sumatera Utara. Ia nekat menghabisi korban secara sadis lantaran sakit hati karena sering diejek dan direndahkan,” ungkapnya.
Doni juga mengambil barang-barang milik korban berupa uang tunai sebesar Rp1,3 juta dan satu unit ponsel. Ia membakar dompet dan identitas korban di dalam area perkebunan untuk menghilangkan jejak. Pisau yang digunakan ditikamkan disembunyikan dalam lumpur.
Pelaku dan Korban Saling Kenal, Ada Hubungan Usaha
Warga Desa Kasikan mengenali Doni sebagai warga yang tinggal di Talang Danto. Mereka menyebut Doni dan korban sudah lama saling kenal dan sering bertemu karena urusan bisnis.
“Dia (pelaku) kalau nggak salah security, tapi sampingannya ada usaha dengan mendiang,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Meski demikian, warga tidak mengetahui secara pasti persoalan apa yang membuat Doni tega melakukan pembunuhan sadis tersebut. (woke3)