SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga Jengkol dan Petai Melonjak di Bengkalis

Rumah Makan Hentikan Menu Favorit

Oleh Ferdi Putra - Reporter
3 Menit Membaca
MEROKET - Harga petai dan jengkol di Kabupaten Bengkalis meroket tajam beberapa waktu terakhir. | Ilustrasi

BENGKALIS — Harga jengkol dan petai di Kabupaten Bengkalis, Riau, melonjak tajam dalam dua bulan terakhir. Dampaknya langsung terasa di kalangan pedagang dan pelaku usaha kuliner. Sejumlah rumah makan terpaksa menghapus menu sambal jengkol yang selama ini menjadi sajian favorit pelanggan.

Di sebuah rumah makan di Jalan Gatot Subroto, Kota Bengkalis, tidak lagi terlihat menu sambal jengkol di daftar pesanan. Pemilik rumah makan mengaku telah menghentikan penyajiannya sejak sebulan terakhir.

“Ndak ada menu sambal jengkolnya, sudah sebulan. Harga jengkol lagi mahal,” katanya singkat kepada wartawan, Kamis (17/7/2025).

Naik Dua Kali Lipat, Stok Lokal Menipis

Lonjakan harga ini juga dibenarkan pedagang sayur di Pasar Terubuk Bengkalis. Menurut Uci, salah satu pedagang, harga jengkol lokal kini berada pada kisaran Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram, naik dua kali lipat dari harga normal yang berkisar Rp25.000.

“Lagi naik, jengkol lokal saja dari Bengkalis kita jual kisaran harga Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per kilogramnya. Sudah dua bulan ini harga jengkol mengalami kenaikan,” ujar Uci.

Menurutnya, kenaikan harga disebabkan oleh terbatasnya pasokan. Beberapa petani jengkol lokal belum memasuki masa panen sehingga stok di tingkat pengepul menjadi langka.

“Perkiraan kita harga segini akan bertahan hingga tiga bulan ke depan, karena tiga bulan lagi baru banyak yang mulai panen. Kalau jengkol dari Sumbar juga sekarang lebih tinggi, mau dijual per kilogramnya Rp65 ribu,” tambahnya.

Harga Petai Lebih Tajam, Sentuh Rp100 Ribu per Kg

Kondisi serupa juga terjadi pada petai. Harga petai lokal Bengkalis kini menyentuh Rp75.000 per kilogram. Sementara itu, petai asal Sumatera Barat bahkan dijual hingga Rp100.000 per kilogram.

“Petai juga sekarang tinggi, petai lokal Bengkalis saja Rp75 ribu per kilogramnya. Kalau petai Sumbar lebih mahal lagi, sampai Rp100 ribu,” katanya.

Permintaan Turun, Pedagang Tak Berani Stok Banyak

Kenaikan harga membuat permintaan menurun. Uci mengaku, meski masih ada pembeli, ia tidak berani mengambil stok dalam jumlah besar dari pengepul karena risiko barang tidak laku cukup tinggi.

“Kalau yang beli ada saja walaupun tak banyak. Kamipun tak berani ambil terlalu banyak dari pengepul, karena yang beli tidak ramai tiap harinya,” ungkapnya.

Kondisi ini menambah deretan tantangan pelaku usaha kuliner yang menggantungkan menu pada bahan tradisional seperti jengkol dan petai. Dalam jangka pendek, lonjakan harga bahan baku diperkirakan akan terus memengaruhi ketersediaan dan variasi menu di rumah makan.

Sementara itu, masyarakat Bengkalis yang terbiasa dengan olahan khas jengkol dan petai harus menahan diri, sembari berharap harga kembali stabil saat panen tiba tiga bulan mendatang. (woke2)

Bagikan Berita Ini