SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beras Mahal, Mutu Murahan: Warga Pekanbaru Desak Pemerintah Tindak Tegas Produsen Oplosan

Oleh Rio Narendra - Reporter
3 Menit Membaca
DUGAAN BERAS OPLOSAN - Beredarnya beberapa beras premium yang diduga beras oplosan membuat masyarakat panik. | Ilustrasi

PEKANBARU – Masyarakat Kota Pekanbaru mulai angkat suara menyusul maraknya dugaan peredaran beras premium oplosan. Keluhan datang dari konsumen yang merasa tertipu karena membeli beras bermerek dengan harga tinggi, namun kualitasnya jauh dari standar premium.

Yusmartini, ibu rumah tangga asal Tampan, mengaku kecewa berat. Ia merupakan pelanggan lama salah satu merek beras ternama yang kini masuk daftar dugaan beras oplosan.

“Belakangan ini saya heran, kok bau beras yang biasa saya beli apek dan nasinya cepat basi. Awalnya saya kira karena salah penyimpanan, tapi ternyata mereknya masuk daftar dugaan beras oplosan,” tutur Yusmartini, Selasa (15/7/2025).

Ia mengeluhkan warna beras yang tidak seragam, tekstur yang kasar, serta aroma yang tak sedap. Kekecewaannya semakin besar karena selama ini ia percaya bahwa beras bermerek adalah jaminan kualitas.

Antara Mutu dan Tipu-Tipu

Kasus dugaan beras oplosan yang diungkap Kementerian Pertanian telah menguak praktik curang sejumlah produsen. Beras medium atau bahkan beras lama dicampur dan dikemas ulang sebagai beras premium. Tujuannya satu: meraup keuntungan lebih besar.

Namun bagi masyarakat, praktik ini tidak hanya merugikan secara ekonomi, tapi juga menimbulkan kekhawatiran atas dampak kesehatan jangka panjang.

“Kenapa tidak langsung ditindak? Kan merek dan nama perusahaannya sudah ketahuan. Pemerintah harus tegas. Ini menyangkut kebutuhan pokok rakyat,” kata Suwandi, warga Panam.

Suwandi menilai pengawasan selama ini terlalu fokus pada hulu, padahal distribusi dan retail menjadi titik paling rawan. Menurutnya, masyarakat sebagai konsumen langsung jarang mendapat informasi transparan.

Desakan Penarikan Produk

Masyarakat mendesak adanya tindakan cepat dari pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu langkah konkret yang diminta adalah penarikan merek-merek yang terindikasi dari peredaran di pasar.

“Kita kan tidak tahu mana asli, mana oplosan. Tapi kita yang makan tiap hari. Jangan sampai karena cari untung, kesehatan orang dikorbankan,” tegas Suwandi.

Ia juga meminta agar hasil uji laboratorium terhadap sampel beras bisa segera diumumkan secara terbuka ke publik.

Transparansi dan Pengawasan Lebih Kuat

Kepala DKP Kota Pekanbaru, Maisisco, sebelumnya menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dan pemantauan di lapangan, serta akan bekerja sama dengan Satgas Pangan Polri untuk mengambil tindakan apabila ditemukan pelanggaran.

Namun bagi warga, langkah tersebut belum cukup jika tidak diikuti dengan aksi nyata di lapangan dan keberanian menindak tegas pelaku usaha yang terbukti curang.(woke3)

Bagikan Berita Ini