Gelar Operasi Wirawaspada, Imigrasi Bengkalis Periksa WNA di Hotel dan Perusahaan

Tak ditemukan pelanggaran, Imigrasi tegaskan pengawasan terhadap orang asing akan terus ditingkatkan

Oleh Rio Narendra - Reporter
2 Menit Membaca
OPERASI WIRAWASPADA - Sejumlah petugas Imigrasi Bengkalis memeriksa 3 WNA asal Tiongkok di Duri, Kecamatan Mandau, Jumat (18/7/2025).Dok. Imigrasi Bengkalis

BENGKALIS — Wilayah perbatasan seperti Bengkalis bukan hanya gerbang ekonomi, tetapi juga titik rawan pelanggaran keimigrasian. Karena itu, pengawasan terhadap orang asing di daerah ini bukan sekadar rutinitas administratif, melainkan langkah strategis menjaga kedaulatan negara.

Hal inilah yang melatarbelakangi Kantor Imigrasi Kelas II TPI Bengkalis saat menggelar Operasi Wirawaspada selama dua hari, 15–16 Juli 2025. Operasi ini menyasar titik-titik yang kerap jadi tempat lalu-lalang WNA — dari hotel hingga perusahaan asing.

Dipimpin langsung oleh Hendy Prakoso Aji, Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim), tim bergerak menyisir penginapan seperti Hello Hotel, Hotel Berlian (Kecamatan Bengkalis), serta Hotel Grand Zuri (Kecamatan Mandau).

Hasilnya? Tidak ada satu pun WNA ditemukan menginap di hotel-hotel tersebut.

Situasi sedikit berbeda saat tim mendatangi dua perusahaan di Duri, Kecamatan Mandau — PT SLB dan PT BDSI. Di PT BDSI, tim menemukan tiga orang WNA asal Tiongkok.

Namun setelah pemeriksaan menyeluruh, ketiganya dinyatakan memiliki dokumen lengkap dan tidak melanggar aturan keimigrasian.

“Mereka memiliki izin tinggal yang sah dan dokumen sesuai ketentuan,” kata Hendy, Jumat (18/7/2025).

Menjaga Stabilitas Nasional

Operasi ini merupakan bagian dari kegiatan nasional oleh seluruh kantor imigrasi di Indonesia. Tapi di Bengkalis, yang berbatasan langsung dengan Malaysia, kegiatan semacam ini memiliki makna lebih dalam: barikade terhadap potensi pelanggaran lintas batas.

Menurut Hendy, aktivitas pengawasan seperti ini tak hanya digelar dalam skala besar, tapi juga secara rutin dan adaptif terhadap laporan masyarakat.

“Kami tetap terbuka pada informasi publik soal keberadaan WNA. Keamanan wilayah tak bisa hanya mengandalkan inspeksi berkala, tapi perlu partisipasi aktif masyarakat,” ujarnya.

Menjaga Perbatasan

Bengkalis sebagai wilayah pesisir dengan akses laut yang terbuka tak jarang menjadi pintu masuk orang asing — baik secara legal maupun tidak. Operasi semacam ini mempertegas komitmen negara dalam menegakkan hukum keimigrasian dan menjaga integritas batas wilayah.

Imigrasi Bengkalis menegaskan bahwa mereka akan terus meningkatkan pengawasan, tak hanya pada dokumen, tetapi juga aktivitas para WNA di berbagai sektor. (woke3)

Bagikan Berita Ini
Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar