Home / Pekanbaru / Rumah Milenial Indonesia Provinsi Riau Meminta Pemerintah untuk Memperketat Regulasi Pendirian Pabrik Berondolan Kelapa Sawit

Rumah Milenial Indonesia Provinsi Riau Meminta Pemerintah untuk Memperketat Regulasi Pendirian Pabrik Berondolan Kelapa Sawit

Pekanbaru – Industri Kelapa Sawit sudah menjadi primadona sektor perkebunan saat ini, sehingga apapun perkembangan kelapa sawit sangat mudah terakses dan juga didapati khususnya seperti Riau sebagai salah satu penghasil TBS di Indonesia.

Namun saat ini Industri kelapa sawit memasuki babak baru dengan maraknya kehadiran Pabrik Berondolan Kelapa sawit yang cendurung berdampak negative keppada beberapa aspek penting.

Hermanto Romora Sinaga Direktur Rumah Milenial Indonesia Provinsi Riau menyoroti maraknya kehadiran Pabrik Berondolah Kelapa Sawit di Provinsi Riau memicu banyak dampak negative terhadap beberapa aspek, yakni Lingkungan Hidup, keamanan, Pemasukan Negara, dan hasil akhir produksi sawit itu sendiri.

“Maraknya keberadaan pabrik berondolan kelapa sawit sangat berdampak negative pada banyak aspek, misalnya saja aspek Lingkungan Hidup yang dimana pada saat ini kami tidak paham dimana pengawasan pemerintah terhadap aktivitas pengelolahan berondolan kelapa sawit ini sendiri, sering menjadi temuan oleh masyarakat bahwasanya Pabrik berondolan tidak memiliki standarisasi dalam pengelolahan limbah produksinya sehingga limbah dibuang begitu saja di sekitar pabrik dan dapat mencemari lingkungan,” ucap Hermanto Romora Sinaga.

“Menjadi rahasia umum semenjak maraknya keberadaan pabrik berondolan kelapa sawit yang tidak tau ijinnya seperti apa, tingkat pencurian buah kelapa sawit dari kebun-kebun perusahaan maupun kebun pribadi masayarakat semakin meningkat dikarenakan gampangnya menjual berondolan kelapa sawit bagaimanapun bentuknya. Hal ini membuat perilaku petani dalam melakukan panen menjadi cenderung terburu-buru dan tidak lagi memperhatikan kriteria Panen dikarenakan takut maling memanen lebih dulu berondol buah di kebunnya sehinmgga semakin banyak buah-buah tak layak masuk ke Pabrik Kelapa Sawit, tentu hal ini memicu Kualitas CPO semakin menurun dan lambat laun akan mempengaruhi harga TBS akan semakin hancur,” ungkap Hermanto memaparkan dengan kecewa.

Hermanto juga meminta Pemerintah untuk memperketat Regulasi pembangunan Pabrik Berondolan Kelapa sawit, yang kami anggap tidak matang dan jauh dari pengawasan membuat Pabrik Berondolan Kelapa Sawit menjadi sasaran empuk mafia-mafia gampang mengelabuhi pemerintah dengan memanfaatkan situasi ini dan berpotensi merugikan Negara.

“Riau sangat marak Pabrik Berondolan yang tidak ada ijinnya dikarenakan minimnya pengawasan oleh pihak-pihak terkait.
Rumah Milenial Indonesia Provinsi Riau meminta pemerintah segera mengevaluasi hal ini jangan sampai 10-20 tahun kedepan Indonesia kehilangan masa kejayaan Kelapa Sawitnya dikarenakan kita hanya produksi Minyak dengan Asam Tinggi. Kami juga mengajak semua pihak termasuk yang selalu mengampanyekan pabrik berondolan ini demi kesejahteraan masyarakat Petani Kelapa Sawit ikut memikirkan dampak – dampak negative yang kami sampaikan tadi,” tutup Hermanto dengan Tegas. (Rls)