Home / Peristiwa / LSM Gempur : Dana Puluhan Miliar Untuk Banjir Kemana Pak Camat Bina Widya?

LSM Gempur : Dana Puluhan Miliar Untuk Banjir Kemana Pak Camat Bina Widya?

WARTAOKE.NET, PEKANBARU – Temuan Lembaga Swadaya Masyarakat Gerakan Pengawas Kinerja Aparatur Negara (LSM Gempur) perihal solusi mengatasi banjir selama kepemimpinan mantan Walikota Pekanbaru, Firdaus ST.,MT selama 10 tahun tidak ada sama sekali mengatasi solusi banjir terutama di Kecamatan.Bina Widya, kota Pekanbaru.

Ketua LSM Gempur, Hasanul Arifin mengatakan kepada awak media, selain titik kota yang selalu banjir setiap hujan turun, ada beberapa ruas jalan di Kecamatan Binawidya dibawah asuhan Camat Edi Suherman yang juga sebagai keponakan Firdaus menjadi daerah berkuah.

“Kinerja beberapa aparatur sipil negara di kota Pekanbaru ini tidak becus. Kenapa saya sampaikan itu? Anggaran yang dicanangkan si Firdaus selama menjabat sebagai walikota berjumlah Milyaran rupiah untuk satu kecamatan. Namun banjir selalu ada. Kemana anggaran itu Dan apa yang sudah diperbuat Firdaus selama dia menjabat walikota terhadap banjir dan sampah? Nothing. Hanya duduk manis, Plesiran ke Mesir menggunakan dana APBD dan mungkin untuk mengenyangkan perut kroni kroninya selama dia menjabat,” Sampaikan Bung Arif sapaan akrabnya. Rabu, (25/05/2022)

Lanjutnya, kita sudah pernah menyampaikan hal ini kepada Bapak Edi Sue (panggilan Edi Suherman,red). Akan tetapi, beliau no respon. Sambung Arif.

Arif sangat menyayangkan kinerja Camat Bina Widya yang dianggap cuek dalam hal banjir dan sampah.

” Anehkan, tugas LSM adalah control sosial dan sudah disampaikan temuan kita dilapangan tidak juga direspon. Seharusnya, jika Camat Bina Widya merasa risih atas temuan tersebut. Yah langsung bekerja menggunakan nurani dan penglihatan yang jelas,” Ucapannya.

” Selain Banjir di beberapa ruas jalan di Kecamatan Bina Widya ada juga sampah yang menumpuk di got got. Anggaran dana untuk itu ada. Akan tetapi, seperti dibiarkan saja masyarakat menikmati banjir dan aroma busuk sampah tersebut. Kemana dana itu dikucurkan? Janganlah membodohi masyarakat dengan ucapan manis saja dan janji-janji palsu,” Ungkap Arif kesal.

Jika dihitung secara global dan dengan data yang kita punya, dana tersebut bisa mencapai puluhan Miliar rupiah. Bayangkan, puluhan Miliar bisa bangun kota atau daerah yang bersih. Sambungnya.

Adanya hujan kemarin, saya langsung terjun untuk mengecek beberapa lokasi rawan banjir. karena, selain curhatan masyarakat terkait banjir juga membuat kemacetan atau lubang yang bisa sewaktu waktu ancam keselamatan nyawa pengguna jalan. Apa Edi Sue tidak berfikir sampai kesitu? Saya rasa tidak. Ketus Arif

Dia enak, bawa mobil full ac yang di fasilitas oleh dana APBD lengkap dengan supir, aktifitas sana sini dan semua operasionalnya dibebankan ke APBD. Saya rasa Edi Sue itu tidak pernah merasakan kulitnya terbakar sinar matahari, dorong motor yang mogok, atau bahkan sepatu mahalnya tidak pernah terinjak lumpur. Tambahnya.

Jadi, Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dan perubahan kedua dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Keuangan Daerah pada Bab I Ketentuan Umum Bagian Ketiga Azas Unum Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatuhan dan manfaat untuk masyarakat.

Beberapa daerah ruas jalan Simpang Baru kecamatan Bimawidya seperti Jl. Dahlia, Jl. Bambu Kuning, Rt 03 dan RT 10 berkuah. Siapa yang harus bertanggung jawab akan hal itu? Kalau tidak sanggup memangku amanat rakyat, silahkan kibarkan bendera putih. Karena kota Pekanbaru harusnya cikal bakal kota yang bersih dari banjir seperti penghargaan yang pernah di terima Firdaus. Atau saya indikasi kan bahwa penghargaan itu hanya simbolis?.

 

Jadi sekali lagi kepada bapak Camat Edi Sue, banjir dan sampah dengan dana miliaran tidak ada lagi di kecamatan Binawidya. Jika tidak sanggup, estafet kan kepada yang lain dan silahkan duduk manis menikmati segelas kopi dirumah bersama istri tercinta,” Singkatnya.

Sementara itu, Camat Bina Widya, Edi Suherman ketika dikonfirmasi tidak menjawab konfirmasi media ini, begitu pula halnya dengan Sekdako Pekanbaru, M. Jamil ketika dikonfirmasi tidak membalas dan menjawab media ini. ***/Tim