PEKANBARU, WARTAOKE.NET
Setelah hampir memasuki 3 (Tiga) bulan keluarga Darmas Silaban menunggu kepastian hukum untuk mengeluarkan barang pribadinya yang sengaja tidak dikeluarkan Sutikno selaku pemilik rumah dan Water Park Dolphin & Jack, akhirnya aksi solidaritas yang dilakukan ormas PBB (Persatuan Bangsa Batak) se Pekanbaru dan perwakilan dari Forum LSM Riau Bersatu yang diwakili ketua harian Bosran Effendi Koto dan beberapa wartawan dari pukul 12.13 WIB hingga pukul 19.00 WIB membuahkan hasil. Senin, (11/10/21).
Berkat kerja keras tim kuasa hukum Simanungkalit Huang & Partner yang dihadiri oleh Tommy Freddy Manungkalit, S. Kom., SH, Germon Pardede, SH dan Bryan J Tino Simanungkalit, SH, akhirnya barang milik Darmas berhasil dikeluarkan dan dibantu oleh beberapa anggota ormas PBB yang dimulai dari pukul 19.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB.
Pembukaan pintu rumah yang disegel pihak perusahaan disaksikan oleh Kanit Polsek Tampan dan 2 anggota Polsek juga disaksikan sekuriti perusahaan.
Kuasa hukum Darmas, Germon Pardede mengungkapkan bahwa baru pertama kali ia menangani kasus seperti ini.
“Aneh, dimana fikiran Sutikno ini menahan barang yang bukan miliknya?! Darmas Silaban itu masih tercatat sebagai karyawan nya, sekalipun Darmas sudah tidak digaji, namun surat pemutusan kontrak kerja tidak ada berarti dimata hukum, Darmas Silaban masih tercatat sebagai karyawan.
” Malam ini kami dari kuasa hukumnya menemani mereka dan ormas PBB untuk mengambil semua harta bendanya. Perilaku aneh tapi nyata Sutikno itu,” ucapnya
Sebelumnya, sebagai kepala lawyer, Tommy FM berjibaku menghadapi pola pongah Sutikno di Polsek dan mengatakan bahwa perlakuan Sutikno kepada kliennya sangat memalukan.
“Tidak seharusnya dia berbuat begitu. Malu dia nanti karena ini sudah termasuk pelanggaran HAM. Saya tidak sekali ini menghadapi klien yang pongah, tapi dia (Sutikno) orang yang terlalu pongah. Apa susahnya berikan Darmas kompensasi hak dan biaya pengobatan?! Jika dia berfikir sebelumnya, tidak akan ada kejadian yang memalukan ini.
Ormas PBB hanya datang sebagai bentuk solidaritas yang sebelumnya pernah mereka lakukan dengan memberi terpal dan makanan, saya kira dengan kedatangan mereka, Sutikno malu, tapi nyatanya tidak. Urat malu dan hati nuraninya sudah jadi batu.
Saya dan tim saya yang berani maju mendatangi Polsek Tampan supaya ada bukti bahwa kami yang hadir hari ini tidak ada niat untuk bersikap anarkis.
Jika dari awal dia bersikap kooperatif, semua akan baik-baik saja,” tandasnya seraya menahan geram.
Kembali lagi, saat tim kuasa hukum, ormas PBB dan anggota Polsek Tampan turun ke lokasi, baik Sutikno, manajer areal tidak menunjukkan tanda-tanda peduli dan etikad baik akan nasib Darmas Silaban. ***