“Puncak msuim hujan itu tadi Februari-Maret, dan musim kemarau April. Maka dimohon Februari-Maret ini dioptimalkan resapan-resapan air yang jatuh akibat hujan yang melimpah,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam acara ‘Refleksi 2019 dan Kesiapsiagaan BMKG’ di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/12/2019) sebagaimana dilansir dari detik.com.
“Jadi mohon sebelum puncak musim hujan di Februari segera disiapkan peresapan-peresapan air hujan terutama untuk lahan yang datar, bukan di lahan yang miring. Karena kalau diresapkan di lahan yang miring justru akan mendorong terjadinya longsor. Sehingga meresapkan air mohon selama musim hujan ini terutama puncaknya di bulan Februari-Maret di lahan yang datar agar saat musim kemarau kita tidak mengalami kekeringan yaitu mulai April hingga Oktober,” tutur dia.
“Kondisi kemarau 2020 tidak akan sekering 2019. Nah ini alhamdulillah kondisi musim kemarau tahun depan tidak akan sekering tahun 2019 di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” ungkap Dwikorita.
“Padahal daerah lain kemarau tadi baru dimulai April-Mei. Nah yang di sini Aceh dan Riau Februari sudah masuk musim kemarau hingga Maret. Artinya peluang untuk terjadi kekeringan dan kebakaran lahan hutan juga perlu diwaspadai di daerah tersebut meskipun wilayah lainnya masih hujan deras,” pungkasnya. (Lis)