Wartaoke.net, Jakarta- Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) minta Jaksa Agung tidak lagi berasal dari perwakilan Partai Politik (Parpol). Jaksa Agung harus diisi orang-orang profesional.
Hal itu diaspirasikan Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan Hukum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Permahi, Mangara Sijabat, Jumat (2/8/2019).
Menurutnya, Jaksa Agung harus tahu anatomi kejaksaan dan paham dengan sistem penegakan hukum.
“Jaksa Agung harus berpengalaman dan berintegritas sehingga dapat meningkatkan kualitas penegakan Hukum di Indonesia,” ujarnya.
Jaksa Agung menurutnya diangkat oleh Presiden dan menjadi bagian dari kekuasaan eksekutif di bawah naungan presiden. Artinya, jabatan Jaksa Agung adalah jabatan yang sangat penting dalam membangun sistem penegakan hukum Indonesia.
“Jaksa Agung harus bebas dari intervensi, serta bebas dan mandiri walaupun berada dalam lingkup eksekutif. Oleh sebab itu maka jabatan Jaksa Agung idealnya jangan berasal dari kader Partai Politik,” sebut Mangara.
Mangara Sijabat menambahkan, jika Jaksa Agung berasal dari Partai Politik dikhawatirkan kinerjanya akan berorientasi kepada kepentingan politik atau pun artai politiknya.
Berangkat dari kekhawatiran itu, Mangara Sijabat meminta di Kabinet Jokowi 2019-2024 agar posisi Jaksa Agung tidak di isi orang yang berasal dari kader partai politik tetapi dijabat oleh orang yang profesional atau berasal dari akademisi.
Jika Jokowi berani dan membuat terobosan baru maka jabatan Jaksa Agung diisi dari internal Kejaksaan Agung.
“Jaksa Agung dari Partai Politik dikhawatirkan akan memainkan peran politik lebih besar dari pada peran Penegakan Hukum dalam upaya Pemberantasan Korupsi,” tutur Mangara.
Mangara menilai Jaksa Agung dari kader Partai Politik, tidak bisa keluar dari garis komando dan kepentingan partai. Meskipun tidak dalam posisi pengurus partai.
“Presiden diharapkan mampu melihat hal ini. Jangan hanya memikirkan kepentingan partai politik dalam penyusunan kabinet 2019-2024 tetapi juga memikirkan arah penegakan hukum Indonesia yang lebih baik ke depan yang bebas dari kepentingan apapun. (Woke)