Home / Uncategorized / Mengenal Alergi Sperma yang Terbilang Langka

Mengenal Alergi Sperma yang Terbilang Langka

Wartaoke.net, Jakarta- Ada banyak macam  alergi di dunia. Mulai dari alergi makanan dan minuman yang umum terjadi hingga alergi terhadap paparan sperma.

Meski terdengar aneh, alergi sperma adalah nyata. Dengan istilah medis seminal plasma hypersensitive (HSP), reaksi alergi timbul karena kandungan protein tertentu pada sperma.

Sejumlah riset menyebutkan, makanan dan obat-obatan memainkan peran dalam timbulnya alergi. Dalam satu kasus, seorang wanita yang memiliki alergi terhadap kacang menunjukkan reaksi terhadap sperma pasangan. Diketahui, pasangan mengonsumsi kacang Brazil sebelum berhubungan intim.

Mengutip Refinery29, alergi sperma terbilang jarang dan hanya diidap oleh 40ribu wanita di Amerika Serikat. Para ahli melihat banyak kasus alergi sperma yang tak terdeteksi. Kondisi ini dianggap sebagai kondisi kesehatan yang berbeda seperti infeksi jamur, penyakit menular seksual, atau alergi lain.

Gejala atau reaksi alergi hampir sama pada wanita maupun pria. Seseorang bisa mengalami kulit kemerahan, sensasi terbakar, rasa sakit, bengkak, dan gatal-gatal pada bagian tubuh yang terkena paparan. Pada wanita, umumnya reaksi alergi ditunjukkan oleh bagian vulva. Meski demikian, gejala juga bisa timbul pada mulut, anus, tangan, dan dada.

Pada kasus lain, beberapa orang juga mengalami gejala mirip flu. Umumnya alergi sperma bisa muncul tiba-tiba atau sekitar 30 menit hingga 1 jam setelah kontak.

Reaksi alergi sperma juga bisa terjadi pada si pemilik air mani. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut post-orgasmic illness syndrome (POIS).

Solusi Atasi Alergi Sperma

Ada solusi yang bisa dilakukan para pemilik alergi sperma. Salah satu solusi paling sederhana adalah dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual. 

Selain itu, ada pula yang mengambil langkah desensitisasi. Langkah ini berupa sentuhan secara perlahan dengan sperma untuk membangun toleransi.

Pemilik alergi juga bisa mengonsumsi obat antihistamin sebelum berhubungan intim untuk mengurangi gejala. Mereka yang masih ingin memiliki anak umumnya akan disarankan untuk melakukan terapi in vitro fertilization (IVF) atau insemination intrauterine (IUI). (Lis)

Sumber: cnnindonesia