Home / Headline / Bendera Bintang Kejora Dikibarkan di Seberang Istana

Bendera Bintang Kejora Dikibarkan di Seberang Istana

Wartaoke.net, Jakarta- Puluhan mahasiswa Papua kembali mengibarkan Bendera Bintang Kejora saat berunjuk rasa menuntut referendum di depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/8/2019). Mereka juga meminta Presiden Jokowi agar menemui massa.

Bendera Bintang Kejora juga sempat dikibarkan di depan Istana Negara oleh massa dari Papua yang berunjuk pada rasa pekan lalu.

Dilansir CNNIndonesia.com, sejumlah mahasiswa terlihat mengibarkan bendera Bintang Kejora persis di depan Istana Merdeka. Ada empat bendera bintang kejora yang dikibarkan dengan menggunakan bambu berukuran panjang.

Selain bendera, puluhan mahasiswa juga terlihat mengenakan baju dan menggambar bendera Bintang Kejora di tubuhnya. Sebelum tiba di depan Istana, sejumlah aparat Kepolisian yang berjaga sempat melarang massa mengibarkan bendera Bintang Kejora.

Aparat terdengar hanya memberi toleransi kepada mahasiswa untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora di jalan yang berada di depan Mabes AD dan Kementerian Dalam Negeri.

Mengetahui larangan itu, massa terlihat bersorak dan memaksa untuk tetap mengibarkan bendera Bintang Kejora di depan Istana Merdeka.

Negosiasi alot antara aparat dengan perwakilan massa sempat terjadi. Bahkan sejumlah mahasiswa terlihat memaksa mobil komando untuk terus melaju menuju Istana Negara.

Tak lama negosiasi berlangsung, aparat Kepolisian terlihat memberi jalan dan mengizinkan massa menuju depan Istana Negara dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora.

Setiba di depan Istana Merdeka, seorang orator sempat meminta Presiden Jokowi menemui massa aksi. Hal itu diminta sebagai bentuk respon atas permintaan massa yang menunut referendum bagi Papua.

Massa juga membakar ban hingga kepulan asapnya membumbung di depan Istana Negara, Jakarta. Dalam aksinya, mahasiswa mengecam pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, Malang, dan Semarang. Mereka juga mengutuk pelaku yang melakukan tindakan pemukulan berujung penangkapan di Ternate dan Ambon.

Selain itu, mereka menuntut rasialisme terhadap masyarakat Papua dihentikan. Selanjutnya, mereka meminta aparat TNI/Polri yang melakukan provokasi untuk dipecat.

Dalam pernyataan resminya, massa menolak perpanjang Otonomi Khusus di Papua. Sebab, mereka meminta pemerintah Indonesia memberikan hak bagi Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.

TNI AD Tewas Terkena Panah

Seorang anggota TNI AD, dilaporkan tewas akibat terkena panah dan dua anggota Polri terluka saat bentrok dengan massa yang menggelar demonstrasi di Kabupaten Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Anggota TNI yang tewas terkena panah itu diduga bernama Serda Rikson. Jenazahnya segera dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat.

Dikutip Antara, Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto, Rabu petang, membenarkan anggota TNI-AD yang menjadi korban dalam insiden tersebut adalah Serda Rikson.

Ketika ditanya tentang situasi di Deiyai, Kapendam mengaku belum mendapat laporan lengkap, karena kontak senjata masih berlangsung.

Selain menewaskan satu anggota TNI AD, insiden itu juga menyebabkan dua anggota Polri terluka kena panah. Dua personel itu dari Brimob dan Sabhara. “Sementara satu pucuk senjata api hilang,” Letkol Eko.

Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Rodja mengatakan saat ini kontak tembak masih berlangsung di Deiyai pasca tewasnya satu anggota TNI AD dan dua anggota Polri yang terluka.

“Kapolres Paniai dan tim masih kontak tembak,” ujar Rudolf yang dihubungi Antara melalui telepon selularnya dari Jayapura.

Ketika ditanya tentang korban lainnya, Kapolda Papua mengaku belum dapat laporan lengkap. Rudolf mengatakan masih berada di Timika. (Lis)